Selasa, 01 September 2015

Ding

Selamat malam. Selamat tanggal 1, bagaimana hari pertama kuliahmu ding? Bagaimana kawan baru mu? Apa mereka seasyik masa SMA kita dulu ding? Apakah kau bertemu sosok sepertiku? Ah semoga tidak ding. Haha

Malam ini makin larut ding, saya sendri di dalam kubus berbantal ini bersama dua lembar pakaian yang kemarin ku rampok dari badanmu ding. Ntah kenapa aroma keringat di bajumu dapat jadi terapi penenang di indra penciumanku. Ding, suasana kamarku sangat dingin berbeda dengan kamar yang seatap dengan kamarmu disana. Ding, jaga dirimu dari sengatan nyamuk ya.. Saya tahu persis sifat biadab hewan kecil itu ding. Mereka sadis kalau bertemu tubuh kurusmu.
Ding, saya masih punya beberapa butir pertanyaan tentang kehidupan barumu tapi saya takut mendapatkan jawaban yang tdk mengenakan hati ding.
Terus terang saja ding, wanita mana yg tak cemas jika laki2 nya berjuang dan menjalani kehidupan baru sendirian ding. Percayalah ding, ada seribu kata 'kenapa,tapi,jangan2,' yang sebenarnya mulut ini ingin muntahkan ding.
Tapi saya takut kupingmu mendadak tuli ketika mendengarnya ding. Ah lebih tepatnya lagi kotak malu ku sedang bereaksi ding.
Ding, silahkan bercerita pengalaman baru mu saat baru masum di bangku kuliah ding.. Saya masih penasaran mendengar ceritamu meski hanya lewat udara ding.
Ding, apakah kau juga menceritakan pengalaman SMA mu kepada kawan baru mu disana ding? Apakah kau menyebut2 nama kelas kita ding?  Wah mereka mendengar pengalamanmu secara langsung ya ding.. Lisan dari bibir mu yg seperti sedang menampung liur. Memble seksi ding. Haha.
Maaf ya ding, akhir2 ini saya seperti ibu2 kost yang selalu mengomel padamu. Maaf ya ding akhir2 ini sikap ku kasar dan terlalu berlebihan. Tau lah ding, ini kali pertama saya jauh darimu ding.. Ternyata sulit.
Saya kagum sama mereka yang berhubungan jarak jauh ding, tanpa bertemu tiap hari, tanpa nasigoreng betawi, tanpa melihat senja parebeach dan tanpa jagung bakar di lapangan a.makasau hubungan mereka tetap hangat ding. Maaf ding, sabarku tak sekuat mereka. Saya selalu jadi singa kelaparan saat jauh darimu ding. Ah kotak malu ku bereaksi lagi ding.
Ding, kenapa pergantian hari terasa makin lambat ding? Tak bisakah kau merahkan saja warna angka di kalender ding? Agar kau bisa pulang dan menemuiki ding.
Sebulan bukan waktu yang sebentar bagiku ding, rindu ini meluap2 ketika membayangkan pertemuan ding. Mengertilah ding, saya termasuk korban. Korban kebakaran api cinta yang bergejolak ding. Hahaha.
Ketika saya datang dan memutuskan untuk tinggal disana, apakah sikapmu masih sama ketika kita belum dipisah jarak ding? Apakah selama kita tidak bertemu kejujuranmu masih melekat walau sedikit ding?
Terus terang ding, itu adalah beberapa dari sekian banyak pertanyaan konyol yang ingin ku sembur padamu ding.
Ding, tunggulah beberapa hari lagi ding, akan ku masakkan kau sari mie goreng ayam kremes atau indomie coto makassar andalanmu ding. Semoga bukan hanya saya yang diam2 selalu menatap kalender ding, saya berharap kau menatap kalender lebih lama dari durasiku ding.
Terimakasih telah meluangkan waktu kesibukanmu untuk membaca tulisan kurang jelas ini ding, meski saya tau hobby mu bukan membaca.
Sampai ketemu disana ding. Jangan berbuat macam2 agar saya tak berubah jadi macan ya ding. Loveyou ding. Hahaha .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar